“Nyaris Jadi Presiden”
Candra Kusuma
Orang bilang, sejarah ditulis oleh para pemenang, dan umumnya juga hanya memuat kisah tentang para pemenang saja. Tapi ada satu buku yang buat saya cukup unik, karena mengangkat tema bukan tentang para pemenang, tapi justru secara khusus
mengulas tentang mereka yang “nyaris menang.”
Buku yang saya maksud berjudul Almost President : The Men Who Lost The Race But Changed The Nation karya Scott Farris yang diterbitkan
tahun 2012. Didalamnya, Farris memaparkan bagaimana para Capres di Amerika
Serikat yang meskipun gagal terpilih menjadi presiden, namun dipandang mampu
mendorong perubahan sosial dan politik di negara mereka. Farris secara panjang
lebar mengulas 13 profil dan kontribusi para Capres gagal dalam Pilpres Amerika
Serikat sejak abad 19 sampai abad 21, mulai dari Henry Clay (pada Pilpres 1824,
1832, dan 1844) sampai dengan Ross Perot (Pilpres 1992 dan 1996), Al Gore, John
Kerry, dan John McCain (Pilpres 2000, 2004, dan 2008), serta Mitt Romney
(Pilpres 2012).
Membaca sepintas buku tersebut, saya jadi terpikir, apakah
sudah ada buku sejenis yang juga mengulas tentang para “Almost President”
di Indonesia?. Kalau belum ada rasanya cukup menarik juga kalau nanti ada yang
menulis tentang itu. Dalam sejarahnya, Pilpres di Indonesia yang secara langsung
dipilih oleh rakyat memang belum panjang ceritanya. Pilpres secara langsung
memang pertama kali baru dilaksanakan pada tahun 2004, karena sebelumnya
Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Jadi sampai dengan
Pilpres 2014 ini memang baru tiga kali saja. Dalam ketiga Pilpres tersebut,
jika nanti ada yang berniat menulis buku tentang para Capres yang nyaris jadi
Presiden tersebut, ada beberapa nama tokoh yang dapat diulas, yaitu: Wiranto,
Amien Rais, Hamzah Haz (pada Pilpres 2004); Megawati Soekarnoputri (Pilpres
2004 dan 2009); dan Muhammad Jusuf Kalla (Pilpres 2009).
Calon buku tersebut tentunya dapat ditutup dengan ulasan tentang
“Almost President”
dalam Pilpres 2014, yaitu salah satu diantara dua Capres yang bertarung saat
ini: Prabowo Subianto atau Joko Widodo. Topiknya bisa meniru buku Farris,
yaitu: meskipun gagal jadi Presiden, kontribusi apa (kalau ada, baik kontribusi positif maupun negatif)
yang sudah diberikan para “Almost President” itu terhadap peningkatan kualitas
demokrasi, budaya politik, gaya kepemimpinan yang tepat, maupun gagasan
yang cemerlang atau program pembangunan yang potensial meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dll.?
Jadi, kira-kira siapa ya yang jadi “Almost President” pada saat pengumuman oleh KPU tanggal 22 Juli nanti…? :)
-----------------------------
Sumber:
- Scott Farris. Almost President : The Men Who Lost The Race But Changed The
Nation. Lyons Press. 2012.