Baca

Baca

Kamis, 28 September 2017

Konsep Pengembangan Ekonomi Komunitas

Konsep Pengembangan Ekonomi Komunitas 
(Community Economic Development - CED)*

Oleh: Candra


Inisiatif community economic development (CED) sendiri sesunguhnya sudah mulai berkembang sejak terjadi perubahan kebijakan ekonomi  di era 1970-an. Di Inggris dan negara-negara Eropa pada umumnya, pendekatan CED menjadi alternatif dari pendekatan ‘trickle-down’ yang lebih banyak mengejar pertumbuhan ekonomi. CED memandang bahwa inklusi sosial dan kemajuan ekonomi, serta kohesi dan persaingan adalah lebih bersifat saling melengkapi dan bukan isu yang perlu dipertentangkan (Beer, Haughton & Maude eds., 2003). Sementara di USA, CED berkembang sebagai reaksi atas kegagalan sistem pasar dalam menjamin kesejahteraan masyarakat (Greer & Gonzales, 2017). Karenanya, sebagai sebuah kajian, CED merupakan area yang bersifat interdisipliner (Shaffer, Deller & Marcouiller, 2006).
Gagasan dasarnya adalah mengembalikan pembangunan ke komunitas, karena partisipasi warga yang lebih besar dalam semua tahap perencanaan dan pelaksanaan dipercaya akan menghasilkan transformasi ekonomi lokal dan memperbaiki kondisi bagi sektor masyarakat yang lebih luas. Kemajuan hanya akan terjadi ketika sebuah komunitas melihat dirinya bekerja atas namanya sendiri dan dipimpin oleh inisiatifnya sendiri (Fasenfest, 1993). Pendekatan CED bersifat ‘bottom-up’. Eversole (2003) menyebutnya sebagai “economic development from the bottom-up”. CED tidak bisa terwujud tanpa pembangunan masyarakat (community development). Keduanya berbeda namun saling terkait erat, karena meskipun sering memiliki tujuan utama yang berbeda, namun memiliki satu prinsip yang mendasar, yaitu: pengembangan orang dan wilayah yang terpinggirkan secara ekonomi, serta memperkuat dan meningkatkan peluang kehidupan masyarakat di komunitas berpendapatan rendah atau kurang sejahtera. Gagasan CED memprioritaskan keterlibatan komunitas dalam kemitraan pembangunan ekonomi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun komunitas lokal (local community) atau lingkungan sekitarnya (neighborhood). Lingkungan dengan kualitas hidup yang baik, perumahan yang baik, dan masyarakat yang produktif merupakan fondasi bagi pembangunan daerah (Sherraden, Slosar & Sherraden, 2002; Anglin, 2011; Durnik 2012).
CED adalah gabungan dari “community development” dan “economic development”. Community development fokus pada upaya membangun modal sosial dan politik dari komunitas melalui pengorganisasian komunitas dan membangun institusi lokal (kepemimpinan, asosiasi bisnis, pemerintahan efektif, organisasi komunitas, dll.). Economic development fokus pada menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesempatan ekonomi. Ada dua pendekatan tentang CED, yakni: (a) “Bintang” dari Ron Shaffer (2006), yaitu sumber daya komunitas, peraturan, masyarakat, pasar, pengambilan keputusan dan ruang; (b) Kerangka modal komunitas (community capitals) dari Cornelia dan Jan Flora (2008), yaitu modal finansial, politik, sosial, manusia, budaya, alam dan fisik (Underwood, Hackney & Friesner, 2015)
CED merupakan salah satu varian dari konsep local economic development (LED). Helmsing (2001:69-70) mengutip Blakely (1994) yang berpendapat bahwa ada tiga kategori utama dari LED, yaitu: (a) Pengembangan ekonomi masyarakat atau CED, yang dapat diterapkan pada lingkungan pedesaan dan perkotaan. Intinya adalah untuk memfasilitasi diversifikasi kegiatan ekonomi rumah tangga sebagai cara utama untuk memperbaiki penghidupan dan mengurangi kemiskinan dan kerentanan; (b) Pengembangan usaha (enterprise development) terdiri dari inisiatif yang secara langsung menargetkan dan melibatkan cluster perusahaan. Berbeda dengan CED, kategori ini didasarkan pada spesialisasi dan mengatasi hambatan terhadap spesialisasi dalam konteks pasar; (c) Pembangunan lokal (locality development) yang mengacu pada keseluruhan perencanaan dan pengelolaan pembangunan ekonomi dan fisik suatu daerah.
Bessant (2005) mengutip definisi CED dari The Manitoba Departement of Rural Development dan Manitoba Community Development Corporations Association di Canada (1998), sebagai berikut:
CED adalah bentuk swadaya yang berusaha mengawinkan strategi pembangunan sosial dan ekonomi dengan membangun kapasitas di dalam masyarakat. Proses ini dapat dicapai hanya melalui inisiatif lokal. Kebutuhan dan kesempatan masyarakat ditentukan oleh input individu dan kolektif, yang mencerminkan sikap dan nilai lokal yang menjadi fokus dan minat setiap orang. Keterlibatan masyarakat dipicu saat anggota masyarakat menyadari adanya kebutuhan atau kesempatan dan tindakan untuk bertindak mengatasi situasi tersebut, dengan menggunakan sumber daya yang sesuai dan dapat diandalkan.


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam CED, diantaranya: (a) CED dimulai dengan mobilisasi penduduk untuk perubahan dan kemandirian ekonomi; (b) Tujuan utama CED adalah membangun kekayaan bagi orang miskin dan daerah miskin melalui koordinasi modal sosial, politik, dan keuangan serta memanfaatkan talenta dan komitmen masyarakat. (Anglin, 2011). Dalam hal ini, CED memiliki sejumlah tujuan, yaitu: (a) Menstimulasi kebersamaan masyarakat; (b) Mempromosikan keswadayaan dan pemberdayaan; (c) Berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja mandiri; (d) Memperbaiki kondisi kehidupan dan lingkungan kerja di permukiman; dan (e) Untuk menciptakan layanan publik dan masyarakat (Helmsing, 2001). Sedangkan prinsip-prinsip CED, diantaranya sebagai berikut:



Sementara menurut Hernandez (2013), karakteristik CED adalah: (a) Berbasis lokasi (place-based), karena aktivitas ekonomi dan relasi sosial terjadi di dan diantara tempat tertentu, yang memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan respon tertentu pula. Strategi CED fokus pada memperkuat ekonomi ‘lokal’ dan ‘komunitas’, dan membangun strategi ketahanan local (local resilience) dengan menekankan pada penggunaan pengetahuan dan sumber daya lokal (Marley, Halseth, & Manson, 2008); (b) Partisipatori, di mana masyarakat teribat dalam seluruh proses (Brohman, 1996), dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada mereka (Mbser, 1989); (c) Peduli dengan keberlanjutan. Partisipasi membuat pembangunan lebih berkelanjutan (Conyers, 1986). Keberlanjutan ini dapat menciptakan aktivitas ekonomi yang bertahan dalam jangka panjang dan menciptakan kestabilan ketenagakerjaan;, dan (d) Berbasis aset (asset-based). CED dimulai dari mengenali aset atau kekuatan yang sudah ada di komunitas (Markey et al., 2005; Mathie & Cunningham, 2003).
Nilai dan praktik CED membantu membangun landasan yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan utama di masa depan, seperti: (a) Pembangunan yang peduli pada pelestarian lingkungan sekaligus membuka kesempatan bagi orang miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya; dan (b) Mendukung upaya yang lebih besar dalam memperkuat daya saing ekonomi kota dan daerah. Karenanya, CED menjadi alat penting untuk melakukan revitalisasi wilayah dan masyarakat, yang mencakup berbagai kegiatan, institusi, dan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan mendorong peluang ekonomi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. CED membantu warga terlibat dalam melakukan mobilisasi dan membangun aset yang akan memperbaiki masa depan individu dan kolektif mereka. Aset tersebut meliputi investasi publik dan swasta, investasi filantropi, modal manusia, jaringan sosial, sumber daya alam, tradisi budaya, dan kepemimpinan masyarakat (Anglin, 2011). CED mengkombinasikan tujuan untuk meningkatkan keuntungan yang tidak saja semata bersifat finansial namun juga inklusi dari aspek-aspek lain terkait kualitas hidup masyarakat setempat (Lejano & Wessels, 2006; Pigg, 2012; Gallardo, 2015)
Pembangunan ekonomi masyarakat terjadi ketika masyarakat di sebuah komunitas menganalisis kondisi ekonomi masyarakat tersebut, menentukan kebutuhan ekonominya dan peluang yang tidak terpenuhi, memutuskan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ekonomi di masyarakat tersebut, dan kemudian bergerak untuk mencapai ekonomi yang disepakati, tujuan dan sasaran. Teori dan kebijakan pembangunan ekonomi cenderung berfokus secara sempit pada faktor-faktor produksi tradisional dan bagaimana cara terbaik untuk dialokasikan dalam dunia spasial. Namun, pengembangan ekonomi masyarakat harus lebih luas daripada hanya mengkhawatirkan tanah, tenaga kerja dan modal. Dimensi yang lebih luas ini mencakup modal publik, teknologi dan inovasi, masyarakat dan budaya, institusi, dan kapasitas pengambilan keputusan masyarakat (Shaffer, Deller & Marcouiller, 2006).


Dalam konsep CED dikenal apa yang disebut sebagai kelembagaan pengembangan ekonomi masyarakat atau community economic development institution (CEDIs).  CEDIs adalah istiah yang digunakan untuk menyebut berbagai macam organisasi berbasis lokal yang terlibat dalam pengembangan ekonomi masyarakat, yang umumnya merupakan organisasi berbasis komunitas (atau fokus pada komunitas) dengan misi untuk melakukan pembangunan fisik, sosial, dan ekonomi, sumberdaya manusia dan wilayah. Ada CEDIs utama yang secara langsung menangani pengembangan keterampilan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan. Ada juga organisasi pengembangan masyarakat yang membangun jaringan, modal sosial, modal manusia, dan kualitas hidup masyarakat. Ada empat tipe CEDI, yaitu: (a) Lembaga usaha pengembangan komunitas (community development corporations - CDCs); (b) Perantara pengembangan komunitas (community development intermediaries - CDI); (c) Lembaga keuangan pengembangan komunitas (community development financial institutions - CDFIs); dan (d) Pusat pembelajaran komunitas (community colleges - CCs). Keempatnya setidaknya menjalankan enam fungsi pula, yakni: (a) Pengembangan bisnis; (b) Pembangunan perumahan dan ruang komersial; (c) Memberi pinjaman usaha; (d) Asistensi organisasional dan teknis CED; (e) Pengembangan ketenagakerjaan; dan (f) Program pengembangan komunitas lainnya (Anglin, 2011).


CDCs merupakan salah satu bentuk CEDI utama yang paling dikenal. Berkembang sejak tahun 1960-an dalam upaya revitalisasi kawasan perkotaan dan perdesaaan dan mendorong masyarakat keluar dari kemiskinan melalui upaya mandiri (self-help) dan upaya komunitas (community action) pasca Perang Dunia II (Anglin, ed., 2004). CDC adalah lembaga usaha masyarakat yang dikendalikan oleh penduduk untuk mengatasi keterbatasan dalam hal kelembagaan pada  masyarakat miskin, di mana mereka terlibat dalam merencanakan dan mengarahkan berbagai inisiatif dan program ekonomi lokal (Anglin, 2011). Model CDC termasuk: (a) Pengembangan yang berbasis, berorientasi dan dikontrol komunitas; (b) Integrasi tujuan ekonomi, sosial dan kultural (seperti: pengembangan bisnis dan ekonomi, ketenagakerjaan, pelatihan dan perumahan yang layak); (c) Ketergantungan pada waktu dan sumber daya (seperti: anggota dewan, komite kerja, dukungan administrasi, serta kepemimpinan dan keahlian lokal); (d) Pendanaan dari beragam sumber; (e) Reinvestasi di masyarakat; (f) Jaringan, kemitraan, dan kolaborasi antara institusi swasta dan publik; dan (g) Strategi jangka pendek dan jangka panjang dalam peningkatan kapasitas komunitas, seperti dalam proyek modal dan pengembangan aset (Bessant, 2005).
Kunci penggunaan CDC yang efektif dalam pembangunan ekonomi adalah menyadari bahwa mereka tidak dapat melakukan segala hal, dan tidak seharusnya diharapkan dapat menggantikan peran pemerintah atau sektor swasta. CDC dapat menjadi perantara masyarakat yang penting dengan cara yang unik dan tak tergantikan. CDC dapat memfokuskan suara masyarakat dalam perencanaan dan penyusunan program community development untuk meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakat. Sementara community development intermediaries (CDI) muncul untuk mendukung kebutuhan pengembangan kapasitas (organisasi, teknis, dan akses terhadap modal) pada organisasi pembangunan berbasis masyarakat (community-based development organizations). Mereka efektif tidak hanya dalam menumbuhkan kapasitas organisasi lokal tetapi juga menjadi kekuatan untuk memberikan jaminan kualitas sehingga CED dapat mengupayakankan dukungan terus menerus dari sektor publik dan filantropi. Perantara juga dapat mendukung dalam hal pemikiran dan advokasi kebijakan bila diperlukan untuk memperluas dampak CED melalui kebijakan pemerintah (Anglin, 2011).
Perkembangan ekonomi masyarakat telah berkembang terutama, namun tidak eksklusif, sebagai strategi berbasis lokasi (place-based strategy). Hasil pembangunan diukur dengan hasil pembangunan perumahan yang terjangkau, usaha baru yang berjalan, dan lapangan kerja yang tersedia, di mana semua itu  mengarah pada pembangunan ekonomi di lokasi yang ditentukan secara geografis. CED dan CEDI sering kali bertindak sebagai mitra pembangunan sektor publik utama di masyarakat yang terpinggirkan. Dalam hal ini, CED merupakan inovasi kelembagaan yang penting di mana pemerintah telah bermitra dengan sektor swasta dan nirlaba untuk mengembangkan jaringan dan strategi kebijakan untuk mengurangi kemiskinan dan upaya meningkatkan kesejahteraan di masyarakat berpenghasilan rendah. Kolaborasi merupakan bagian integral dari CED (Sherraden, Slosar & Sherraden, 2002:2011; Anglin, 2011)
CED terdiri dari satu set perantara yang mendukung pembangunan masyarakat miskin. Beberapa perantara ini dikembangkan untuk membangun kapasitas lembaga pengembangan ekonomi masyarakat dari berbagai jenis. Institusi perantara (CDI) seperti lembaga keuangan pengembangan masyarakat (CDFIs), beberapa di antaranya mendahului pengembangan bidang pengembangan ekonomi masyarakat yang formal dan telah bekerja dengan organisasi pembangunan berbasis lokal. Misi utama mereka adalah menyediakan modal yang terjangkau bagi masyarakat miskin, berinvestasi pada usaha kecil, dan fasilitas di komunitas. CEDIs di tingkat nasional, regional, dan lokal mengakumulasi modal swasta dan publik untuk pengembangan masyarakat, menganjurkan kebijakan yang memperbaiki hasil, dan mempublikasikan pencapaian sistem secara keseluruhan. Sektor publik, filantropi, dan sektor swasta merasa lebih mudah untuk memberikan bantuan, hibah atau pinjaman kepada satu agen/lembaga yang dapat mendistribusikan sumber daya daripada berurusan dengan sejumlah organisasi.
Perantara --baik yang fokus pada dukungan organisasi, ataupun layanan keuangan-- semuanya dikembangkan dengan keterlibatan langsung dan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Inovasi sektor publik di sini adalah kepemimpinan pemerintah pusat dalam mendukung jaringan pemangku kepentingan yang diperluas, seperti filantropis, kelompok kepentingan, dan praktisi pembangunan ekonomi berbasis masyarakat, semua berupaya untuk menemukan berbagai cara untuk membangun kapasitas organisasi dan keuangan di masyarakat miskin. Kekuatan sistem ini adalah kapasitasnya yang tak tertandingi untuk memobilisasi modal untuk segala macam aktivitas pembangunan ekonomi (Anglin, 2011).

Contoh Pengalaman CED di Canada

Salah satu negara yang menonjol dalam pengembangan dan menerbitkan banyak literatur mengenai konsep dan pengalaman penerapan CED adalah Canada. Secara teoritik, CED adalah irisan dari sektor publik, sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil (CSO). Inisiatif CED cenderung tidak mandiri dan mengandalkan dukungan dari pemerintah, yayasan, dan penyandang dana sektor swasta dalam tahap awal dan untuk mempertahankan diri mereka sendiri. CED telah menekankan penciptaan perusahaan sosial (social enterprise): perusahaan berbasis pasar yang dimulai oleh nirlaba atau tertanam dalam lembaga nirlaba (Quarter & Mook (2010).


CED adalah strategi di mana organisasi pembangunan lokal memobilisasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat. Mereka secara kolektif mencari peluang, melakukan investasi, inovasi dan mengembangkan kreativitas. Program pemerintah dan partisipasi sektor swasta dapat digunakan sebagai pendukung. Organisasi masyarakat yang mewakili kepentingan masyarakat setempat, baik sebagai inisiator  dan mengendalikan inisiatif tersebut (Loizides, 1994).
Di Canada, CED adalah gabungan antara tujuan ekonomi dan sosial. Pembangunan ekonomi dan kegiatan komersial dilakukan untuk mencapai tujuan sosial seperti pemberantasan kemiskinan atau pemberdayaan masyarakat, sementara tujuan sosial, seperti kemajuan pendidikan, dilakukan untuk mengembangkan ekonomi lokal (Mills, 1999; Jackson, 2004).
Dalam catatan Lamb (2011), CED tumbuh menjadi sektor yang signifikan dalam sosial ekonomi Canada karena melibatkan 1.200 organisasi CED dalam beragam aktivitas, seperti pengembangan usaha, pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kapasitas komunitas (Toye & Chaland, 2006). Pemerintah federal dan provinsi di Canada menyadari peran penting CED tersebut dan memberikan dukungan dalam berbagai tingkatan. Hasil CED tidak hanya diukur dari aspek ekonomi dan fisik saja, namun juga harus melibatkan indikator kapasitas sosial, ekonomi dan ekologi dari komunitas, bersama dengan sikap masyarakat terhadap usaha yang dipilih (Koster & Randall, 2005)
Program CED dapat meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dalam hal: (a) Memperluas akses terhadap modal dan menstimulasi akumulasi aset; (b) Meningkatkan akses lokal terhadap barang dan jasa konsumen; (c) Memperluas basis wirausaha lokal; (d) Memperluas kesempatan kerja lokal; (e) Memberi lingkungan lebih banyak kendali atas kepemilikan sumber daya lokal; dan (f) Menghubungkan penghuni dan bisnis ke ekonomi daerah (Cordero-Guzmán & Auspos, 2006; Manitoba Government, 2017).

------------
* Tulisan ini menjadi bagian dari laporan kajian Bappenas 2017 mengenai pengurangan kemiskinan dan ketimpangan

Tidak ada komentar: